Jujur saja, sebenarnya aku tidak ada janji apapun dengan orang tua ku. Tapi, aku teringat umiku pernah berpesan “Betah-betah ya di pondok, ga usah dipikirin kalo ada yang ngomongin Dijah…” Dan banyak lagi nasihat lainnya.
Aku bertekad untuk tetap betah di pondok apapun rintangannya, ya… Aku juga sudah bilang ke umiku untuk tidak mengkhawatirkan hal itu, karena aku akan tetap betah kalaupun tidak betah. Hmmmm… maksudnya, pasti di pondok ada saja hal yang membuatku ga betah. Yaudah, di betah-betahin aja, dipaksain. Menurutku ini lebih baik dari pada aku harus pindah, dan beradapatasi lagi di tempat, orang, peraturan baru. Merepotkan!
Dan kalaupun ada hal yang membuatku tidak betah, gampang! Aku tinggal memikirkan hal yang membuatku senang, berusaha tidak peduli dengan masalah itu, dan ada Allah yang selalu menemaniku. Jadi, aku bisa saja curhat ke Allah kapanpun yang aku mau.
Mempunyai waktu sendiri juga bukan masalah besar, karena di pondok pasti akan berhubungan dengan banyak orang dan ga selancar apa yang kita bayangkan, pasti ada saja masalah yang muncul. Disaat-saat seperti itu bagus untukku untuk menjauhi banyak orang, bukan bermaksud jadi anti sosial, but aku takut emosiku malah dilampiaskan ke orang yang tidak bersalah. Dan waktu sendiri itulah waktu yang sangat menyenangkan bagiku, tapi terlalu lama sendiri juga tidak baik, aku bosan kalau sendiri terlalu lama.
Jadi, apapun rintangan dan masalahnya itu hal biasa, karena kita hidup. Hampa banget kalau hidup ga ada rintangan apa-apa. Dan juga itu sebagai tanda berarti Allah masih sayang sama kita. [Khadijah Taqiyah, asal Tangerang Selatan, Banten, kelas 10]