Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai

“Janji Nggak Kangen?”

Janji. hal yang tidak boleh kita ingkari. Dengannya kita bisa mengambil pelajaran tentang banyak hal, seperti kesetiaan, jujur, perdamaian, dan bahkan pengorbanan. Janji harus dituntaskan. Jika tidak maka hilanglah sifat mulia dalam diri kita. Janji bisa dilakukan dengan benar oleh setiap orang yang amanah. Yaitu orang yang dapat dipercaya dalam setiap keadaan. Jika janji itu keluar dari mulut orang yang tidak amanah, maka akan hancur semua perjanjian tersebut.

Setiap orang kemungkinan besar pasti pernah memberikan atau menerima janji. Karena janji merupakan hal pribadi yang umum. Entah orang itu melakukan perjanjian dengan siapa. Boleh jadi dengan teman, sahabat, pacar, orang tua dan bahkan orang tidak dikenal sekalipun. Boleh jadi.

Aku mempunyai janji yang diberikan oleh orang yang paling berharga dalam hidupku. Dengan orang tua. Orang tuaku memberikan janjinya saat aku ingin melanjutkan jenjang pembelajaraanku. Dan ini merupakan amanah atas perpisahanku untuk sementara dengan orang tuaku. Janjinya sederhana. Yaitu, harus semangat belajarnya, tingkatkan kemampuan desain grafisnya, laksanakan apapun perintah guru, dan satu lagi jangan kangen.

Janjinya memang sederhana. Tapi, apakah aku bisa menjalankannya dengan baik. Tidak bersama orang tua, ditempat yang semuanya serba mandiri. Untuk semangat belajar, aku bisa. Karena aku keisni berniat untuk belajar, terutama pelajaran medianya. Untuk kemampuan desain grafis, ini adalah pelajaran yang paling senangi disini. Laksanakan apapun perintah guru, Insya Allah saya mampu. Dan yang terakhir, jangan kangen. Hah? Apa aku salah dengar? Aku seorang laki-laki, aku bisa mandiri. Jangan kangen? Itu adalah janji yang aneh.

Tapi, seiring berjalannya waktu, mulai terasa memang dampak janji yang aku remehkan. aku mulai menyadari, aku masih membutuhkan orang tua. Aku kangen. Siapa yang akan aku anggap orang tuaku disini?  Tapi tenang saja, waktu akan mengobati dan menghilangkan rasa kangen ini. Atau sebaliknya, waktu akan mengkhianati semua ini dan membesarkan rasa kangen ini.

Dampak seperti ini sangat besar. Dengan satu janji yang tidak bisa aku tuntaskan, bisa memengaruhi semua janji yang orang tuaku berikan selama ini. Dengan membawa perasaan ini, semangat belajarku berkurang, malas meningkatkan kemampuanku, juga pernah sesekali abai terhadap perintah guru.

Hancur semua janji yang telah diberikan. Hingga suatu saat aku curhat kepada orang tua dan ingin menyakan solusinya. Apa yang mereka jawab? “Jangan pikirkan kami, dan jangan pedulikan kami saat kamu dipondok, fokus saja terhadap apa yang kamu inginkan disana”. Hah? Jangan pedulikan orang tuaku? Tidak mungkin kan aku akan abai terhadap orang tuaku sendiri? Aku meminta solusi lainnya. Mereka menjawab “Ya sudah, kalau begitu bawalah nama orang tuamu atas apa yang kamu lakukan saat berada disana. Kamu tidak akan mengecawakan orang tuamu bukan? Nah, dengan begitu, kamu bisa lebih semangat lagi dalam belajar”. Ini adalah jawaban yang aku terima. Terima kasih atas jawabannya. Ini masuk akal. Dan mulai dari sini, hingga seterusnya aku akan menjalankan apapun janjiku terhadap orang tua. Mulai dari janji gak akan kengen. [Asyam Hasyid Ar Ridho Sulistyo, asal Bogor, Jawa Barat, kelas 9]

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: